Jumat, 16 November 2012

Vigotsky's Theory



1.      Vygotsky’s teory :
Teori Vygotsky adalah social construktivist approach, yang mana menekankan pada konteks sosial learning dan konstruksi dari pengetahuan melalui interaksi sosial. Teori perkembangan cognitif  tersebut di bentuk oleh konteks budaya dimana mereka tinggal. Vygotsky percaya pentingnya pengaruh sosial, terutama instruksi, terhadap perkembangan kognitif anak-anak direfleksikan di dalam konsepnya, Zone of proximal development (ZPD) yaitu serangkaian tugas yang sangat sulit untuk dilakukan anak seorang diri, namun dapat diajari dengan pemandu dan asisten dari orang dewasa atau anak yang lebih berpengalaman. Oleh karena itu, batasan terendah dari ZPD adalah level dari pencapaian skill oleh anak-anak yang bekerja secara sendiri (Santrock, 2011).
Scafdolding adalah perubahan level dari suport yang diberikan. Ketika anak atau murid mempelajari hal yang baru, pembimbing atau pemandu bemberikan instruksi secara langsung. Setelah murid mengalami peningkatan kompetensi, pengurangan instruksi diberikan. Scaffolding sering digunakan untuk membantu murid mencapai batas lebih atas dari ZPD mereka. Language dan Thought, bahasa memberikan peranan yang penting dalam perkembangan anak. Menurut Vygotsky, anak-anak menggunakan perkataan (speech), tidak hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan masalah. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pemikiran sesungguhnya berkembang secara independen dari yang lainnya dan kemudian bergabung. Dia menekankan bahwa semua fungsi mental adalah eksternal atau sosial (Santrock, 2011).
 

Dari penjelasan dan pembahasan diatas dapat diketahuai bahwa dalam pencapaian keberhasilan belajar seorang siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja (nature), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal (nurture) seperti faktor pengalaman, lingkungan, masyarakat dan kebudayaannya. Seperti teori yang dikemukakan oleh Vygotsky tentang social constructivist approach,  yang menekannkan bahwa perkembangan koknitif dibentuk oleh konteks budaya dimana mereka tinggal.

Referensi :
 

Santrock, John W. (2011). Educational Psychology (5th ed.). New York : McGraw-Hill, 50-53